Menu Drop Down

Jumat, 12 April 2013

Konsumsi Beras Harus Dikurangi


Melalui acara diversifikasi pangan, diharapkan masyarakat dapat mengenal sumber makanan lokal sebagai pengganti beras. Selain itu, perlu diketahui juga bahwa sumber karbohidrat tidak hanya beras. Dengan demikian, nantinya diharapkan dapat menurunkan konsumsi beras oleh masyarakat yang selama ini masih tinggi.

Demikian yang disampaikan oleh Kepala Badan ketahanan Pusat, Ahmad Suryana, pada acara diversifikasi pangan di stadion luar Gajayana, Kamis (11/04). Dengan adanya gelaran ini, menurutnya, akan membawa dampak yang sangat positif serta hidup lebih aktif dan berkelanjutan. "Selain itu, juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. P2KP ini merupakan salah satu target badan ketahanan pangan nasional," sambungnya.

"Pemerintah saat ini melakukan pemanfaatan pekarangan di 5000 desa se Indonesia, dan jajaran pemerintah daerah di tingkat provinsi, kabupaten/kota, seperti halnya  kota malang saat ini juga harus mengikuti/menjalankan program ini. Kami juga turut mendukung program CSR badan usaha," tambah Suryana.

Dengan berbagai program yang kami selenggarakan, kata dia, diharapkan konsumsi beras masyarakat akan terus menurun dari waktu ke waktu. Di luar negeri sangat sedikit/ rendah konsumsi beras, jika dibanding Indonesia. "Hal ini tidak bisa dibiarkan berlangsung dalam waktu lama, karena akan berdampak negatif pada perekonomian kita. Harus dilakukan berbagai terobosan untuk mengatasinya," urai Suryana.

Lebih jauh Suryana menyampaikan, bahwa perguruan tinggi bisa mengembangkan diversifikasi beras-pangan yang bukan dari padi, tapi dari umbi-umbian, jagung dan lain-lain. "Salah satunya adalah beras analog yang diberi nama beras cerdas yang dihasilkan oleh Universitas Jember. Adanya beras ini turut mengatasi ketahanan pangan secara strategis, sehingga program yang kami canangkan dapat terealisasi dengan maksimal," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar