Pertanian
organik adalah pertanian tingkat tinggi, betapa tidak pertanian organik sama
sekali tidak boleh menggunakan pestisida. Padahal untuk bisa laku dipasaran
produk organik tidak boleh kalah bersaing dengan non organik, disinilah
diperlukan seni tingkat tinggi untuk bisa menghasilkan karya petani terbaik.
Susahnya bertani
organik dirasakan betul oleh 14 petani asal Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalteng yang belajar
pertanian organic di Kecamatan Sukun. Pelatihan baru memasuki tengah hari para
peserta sudah ngos-ngosan setelah menjcangkul, menanam, memasang plastik pelindung
tanaman ,menyiram tanaman, membuat pupuk
bokasi dan pupuk Kascing (bekas cacing).
Meski
terlihat capek, para peserta pertanian organik tetap ceria seusai menanam sawi,
kangkung, bayam yang menjadi materi
belajar. Dengan lahap tamu-tamu dari Kapuas menikmati hidangan yang disuguhkan,
di pondok bambu yang ada dilokasi pelatihan.
Petani asal
Kapuas, ismail mengakui capek juga bertani secara organik sebab harus menanam
tanaman tanpa pestisida. Tetapi melihat pertanian ini punya prospek bagus jika
dikembangkan di Kapuas, meski lelah harus tetap semangat sebab mencari ilmu
memang tidak akan pernah mudah.
“Sudah
banyak yang kami pelajar di Kota Malang ini, selain menanam sayuran saya juga
sangat tertarik budidaya cacing yang di Kapuas belum ada,” ujar ismail, Selasa
(6/11).
Ismail
menceritakan di Kapuas, lahan bekas kelapa sawit sudah tidak ditanami karena
tanahnya jadi gersang semua. Dengan menggunakan cacing, tanah itu bisa subur
kembali. Sebab dilihat sepintas di Kecamatan Sukun, pupuk cacing merupakan hormone
yang bisa sangat bagus menyuburkan tanah.
“Banyak
yang bisa kami serap dari belajar di Kota Malang, bukan hanya menanam sayuran
organnik, membuat pupuk bokasi, kompos dan Kascing tetapi juga budidaya papaya
kalifornia,’ ujat Ismail.
Petani asal
sidoarjo ini menambahkan, dengan memiliki lahan seluas 10 hektar terdiri dari
enam hektar ditanami kelapa sawit, dua
hektar ditanami berbagai tanaman palawija. Masih ada 2 hektar lagi yang bisa
digunakan untuk bertanam papaya yang bisa menjanjikan penghasilan luar biasa
jika di kelola seperti di Kecamatan Sukun.
Sama
seperti Ismail, Situmeang mengaku banyak yang bisa dipelajari dari belajar di
Kota malang, diantaranya teknologi yang bisa digunakan mendukung pertanian
organic. Seperti penggunaan insect net, pipa tunel yang di Kapuas belum ada.
Instruktur
pelatihan Hari Suyanto, mengatakan meski pertanian organik merupakan warisan
nenek moyang yang sangat teradisionl untuk bisa menghasilkan hasil terbaik
harus didukung dengan teknologi. Sebab untuk bisa memenuhi permintaan pasar
yang sangat tinggi secara kontinyu kalau tidak didikung teknologi yang bagus
maka permintaan itu akan sulit dipenuhi secara konsisten.
Sumber : Mediacenter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar