Animo masyarakat terhadap batik hingga saat ini masih cukup tinggi, terutama untuk batik-batik yang berasal dari Solo-Jawa Tengah. Di antara beberapa jenis batik Solo, batik jumputan nampaknya paling banyak diburu, karena batik jenis ini cukup unik dan jarang ditemui di pasaran.
Demikian yang disampaikan oleh salah satu peserta pameran batik nusantara di atrium Malang Olympic Garden (MOG) Malang, Dewi Nita Andani, Kamis (28/03). Sedangkan jenis batik dari Solo lainnya yang juga banyak diminati pengunjung, yaitu batik sogogenes dan batik dolbi. “Selain baju batik, kami juga menyediakan batik yang juga masih berupa kain,” ujar staf pemilik stand Harnifa itu.
Dewi menambahkan, harga baju batik yang ditawarkan mulai dari harga Rp 250 ribu – Rp 750 ribu, dari kain batik yang berukuran 2 meter hingga 2,4 meter dipatok mulai harga Rp 50 ribu sampai Rp 350 ribu. “Dari harga-harga yang kami tawarkan tersebut, dalam jumlah pembelian tertentu, kami menyediakan potongan harga atau diskon sampai 20 persen,” tambah perempuan berjilbab itu.
Menurut Dewi, dengan tingginya peminat batik ini, standnya bisa beromset hingga Rp 5 juta per hari. Selain di Malang, dia mengaku sering mengikuti pameran di beberapa kota seperti halnya di Bandung, Jakarta, dan Surabaya. Adapaun pameran batik ini digelar sejak 27 Maret-4 April mendatang.
Batik-batik yang ditawarkan ini, seperti halnya batik tulis, batik cap dan batik tenun, kata Dewi, merupakan hasil produksi sendiri. Saat ditanya peminat terbanyak dari batik ini, Dewi mengaku banyak dari kalangan pekerja kantoran. “Karyawan kantor instansi pemerintah dan swasta sudah mewajibkan memakai batik pada hari tertentu. Mungkin salah satu penyebab larisnya batik, dari faktor itu,” paparnya. (say/dmb)
Sumber : Mediacenter dan Malangkota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar