Menu Drop Down

Jumat, 03 Agustus 2012

Pameran Produk Unggulan Kelurahan  tingkat Kota Malang
Bertempat di Depan Balai kota Malang pada tanggal 03-04 Agustus 2012 diadakan pameran produk unggulan yang diikuti oleh seluruh Kelurahan. Produk Unggulan kelurahan di wilayah kelurahan tumpah ruah dalam perhelatan ini. Pameran yang bertajuk “Peningkatan Kemampuan dan Ketrampilan Masyarakat Sekitar Pabrik Rokok di Kota Malang” ini sebenarnya sangat tepat untuk membuktikan komitmen pabrik rokok dalam pelaksanaan Community Social Respons (CSR) yang sudah direncanakan sebelumnya yang bekerja sama dengan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (BKBPM) kota Malang..
Kelurahan Purwantoro sebagai salah satu kelurahan yang dekat dengan lokasi pabrik rokok juga menampilkan produk unggulan yang pesertanya sudah sangat layak menjadi mitra dari pabrik rokok. Hal ini dapat dilihat dari sisi kemampuan, ketrampilan dan indikator ekonomi yang dihasilkan. Tiga produk unggulan yang diusungpun mempunyai jaminan mutu dan kualitas serta kesinambungan produksi yang mumpuni dan tangguh dalam pengelolaannya.
Lurah Purwantoro Drs M. Hadi dalam pameran ini menggandeng pengusaha dari ketiga produk tersebut dalam satu stand dengan pertimbangan pengunjung dan masyarakat umum mendapatkan gambaran lengkap tentang prestasi pengusaha sebagai pelopor dibidang pemberdayaan dan peningkatan ketrampilan serta inovasi yang dihasilkan. Untuk mengenal lebih dekat profil produk unggulan Purwantoro yang ikut dalam pameran ini berikut prosil masing masing usaha tersebut.


Kripik Tempe Bu Noer

Berlokasi di jalan Ciliwung II no: 2 Malang merupakan usaha yang dirintis bu Noer yang semula mengolah tempe menjadii kripik untuk memperpanjang umur tempe dan meningkatkan cita rasanya. Pengembangan inovasi terbesar usaha ini adalah ketika menjadi pelopor dalam mengolah kripik tempe menjadi aneka rasa. Moment ini diikuti dengan berinovasi untuk mengolah makanan berbahan dasar tempe yang menjadikan tempe semakin digemari dan memperluas segmen penikmat tempe. Inovasi Brownis tempe misalnya menjdi moment dimana orang akhirnya ikut menikmati dan mencoba brownis ini. 

Dalam sistem pengolahan bahan tempe mereka menjadi pelopor pengolah tempe yang higienis dengan memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan serta dilengkapi dengan packaging yang semakin menjamin kebersihan serta produk yang terjamin cita rasanya. Sebagai bentuk usaha yang berlokasi dilingkungan perkampungan, kripik Tempe Bu Noer juga melibatkan warga sekitar yang menjadi pekerja. Pengembangan usaha juga semakin luas dengan menggandeng institusi pendidikan dalam program magang pelajar dari pelajar tingkat lokal, nasional maupunmaca negara. Ke peloporanya juga telah diakusi berbagai media televisi yang juga mengangkat profil kripik Tempe bu Noer sebagai Inovator dibidang pengolahan makanan yang bebasis keketerampilan lokal.

Manik Manik dan Rajutan Erisha
Beralamat di Jalan Sulfat Agung II no: 34 Malang, usaha rumahan ini dikembangkan oleh Hj Rini Sahudi, seorang ibu Rumah tangga yang yang kenyang pengalaman dalam mendampingi ibu ibu Bhayangkari ketika mengikuti tugas suami sebagai anggota Polri. Usaha penjualan manik manik ini berangkat dari kegemaran akan assesoris buatan tangan yang unik dan berbeda bentuk dari yang lainnya. Pengembangan usaha yang unik adalah ketika semakin mahir dalam pembuatan serta ragam bentuk inovasinya maka usaha ini berkembang menjadi penyedia bahan manik manik yang besar dan lengkap di kota malang untuk ukuran rumahan. Produk yang dihasilkan selain assosoris juga penghias bahan pakai seperti tutup magic jar, dispenser, wadah gelas dan penganan serta aneka hiasan dinding yang bisa dibongkar kembali untuk dijadikan bentuk yang lain.

Tidak puas dengan itu maka usaha ini Ibu Hj Rini Sahudi mempelopori pelatihan gratis bagi perempuan dan ibu ibu yang ingin belajar merangkai manik manik. Usaha ini banyak mendapatkan minat dan respon positif dari berbagai kalangan. Bagaimana sebuah usaha bisa mendidik calon pesaingnya? Mungkin pertanyaan ini sering muncul dari banyak orang. Dengan enteng biasanya bu Rini akan menjawab...” dipasar banyak orang jual berambang... tapi mereka sama sama bisa berjualan dan hidup berdampingan...” hal ini mengandung arti bahwa persaingan tidak bisa dihindari dan akan terus ada. Tanpa diajaripun maka mereka akan bisa meniru dari produk yang dihasilkan Erisha.Maka Bu Rini dengan komitmen pemberdayaan ini berbuat aktif untuk memberi pelatihan tanpa peduli apakah peserta kelak menjadi saingan atau tidak.
Untuk usaha pemberdayaan ini rupanya lewat kurasi yang diadakan majalah Tempo maka pada tahun 2006, Ibu Hj Rini Sahudi mendapatkan Danamon Award bidang pemberdayaan Masyarakat  yang dalam audisinya dipimpin oleh bapak Prof Edy Swasono, ketua Dekopin. Mengikuti pula penghargaan lain yang juga dicapai baik dibidang inovasi maupun pemberdayaan keterampilan UKM.
Peserta yang mengikuti pelatihan gratis ini sudah berjumlah ratusan yang berasal dari berbagai kota dan propinsi di seluruh Indonesia. Beliau dengan ringan akan datang jika diundang untuk beraneka macam ketrampilan berbahan manik manik dan rajutan untuk kelompok yang diadakan oleh berbagai instansi ataupun kelompok perempuan. Rintisan usaha lain yang kini dikembangkan adalah pembuatan “sambal ikan” yang didapat dari pengalaman beliau selama mendampingi suami bertugas di Sulawesi yang kaya akan ikan.
 
Meiga Collection
 Usaha ini dirintis dan dikembangkan oleh PKK RW 01 kelurahan Purwantoro yang oleh salah satu anggotanya Ibu Meiga diseriusi dengan menambah pengetahuan dan keterampilannya mengolah aneka limbah agar berhasil guna. Sebagai anggota PKK dan Kader lingkungan yang banyak mendapatkan pelatihan pelatihan rupnya bu Meiga juga mempunyai jiwa wiraswasta yang tinggi terbukti dengan mencoba membuat aneka pengolahan limbah perca menjadi aneka asesoris cantik. Kegemaran dan keterampilan ini semakin meningkat ketika banyak produk produknya semakin diminati berbagai lapisan masyarakat seiring dengan tingginya kesadaran masyarakat dalam menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Kini bu Meiga sudah menjelajahi berbagai arena pameran baik dalam kota maupun luar kota dan produk yang dihasilkan semakin beragam.


Diluar aktifitas berwirausaha bu Meiga juga aktif menfasilitasi kelompok perempuan untuk mengasah keterampilan dalam mengolah limbah agar berhasil guna kembali dan dapat meningkatkan pendapatan keluarga dengan cara kreatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar