Goe’s Ngalam, Bukan Tandak Bedes
oleh: Yongki Irawan (Lembaga Kesenian Indrokilo Malang)
oleh: Yongki Irawan (Lembaga Kesenian Indrokilo Malang)
DALAM even Malang Tempo Doeloe, 24-27 Mei 2012 ada satu panggung di Jl.
Pahlawan Trip. Didukung beberapa stand disampingnya, ada Galeri Malang
Bernyanyi, stand kuliner menu khas Malang, juga stand yang menjual kaos musisi/band Legend diantaranya Bentoel Band, Ucok, God Bless.
Log Zhelebour Production mendukung penuh dengan menghadirkan Elpamas, Sylvia Saartje, Abadi Soesman, Teddy Sujaya, Oegle Eyes, Jamm Session Jaguar. Itulah Kampoeng Malang. Penyelenggaranya Goe’s Ngalam (Goegah Semangat Ngalam).
Untuk mengetahui lebih jauh spirit yang diusung Kampoeng Malang, Gerbangnews mengadakan wawancara dengan Achmad Nuh (Sam Nuh), Minggu, 27 Mei 2012 pukul 14.07 wib di Malibu Steak & Pizza Jl. Pahlawan Trip A-11 Malang. Wawancara dilakukan setelah acara Omong-omong Lintas Generasi.
Mohon penjelasan gagasan awal Kampoeng Malang yang diadakan oleh Goe’s Ngalam ?
Saya sering bertanya pada diri saya sendiri: apakah kawan-kawan saya juga merasa gelisah dengan kondisi Malang saat ini. Malang memiliki torehan sejarah yang besar dalam dunia seni. Malang pernah melahirkan band dan musisi musik rock yang dapat dikategorikan legend. Semisal: Bentoel Band, Jaguar, Elpamas, Ian Antono, Abady Soesman, Teddy Sujaya, Sylvia Saartje. Bagaimana Malang hari ini? Kegelisahan itu sering muncul saat saya jagongan dengan dua tiga teman. Akhirnya saya menemukan kawan yang memiliki kegelisahan yang sama.
Sebenarnya kegelisan seperti ini sudah muncul tahun 90- an. Lalu muncul kesadaran bahwa kita perlu berkumpul ketika kita sendiri gak punya kekuatan untuk mewujudkan kegelisahan itu. Kalau bersama tentu bisa lebih kuat. Tema kebersamaan dan kekeluargaan diantara komunitas-komunitas yang ada di Malang menjadi muncul ke permukaan. Dalam bahasa malangan, kegelisahan kami dapat ditulis:
Ngalam neyib koyok opo? (Malang dulu seperti apa?)
Ngalam saiki kondisi’ne bagaimna? (Malang saat ini kondisinya bagaimana?)
Ngalam kedepan kipa’e yok opo? (Malang ke depan baiknya seperti apa?)
Siapakah yang menggulirkan nama Goe’s Ngalam?
Saya mas. Goe’s Ngalam adalah singkatan dari Goegah Semangat Ngalam, Spirit of Solidarity. Men ghimpun potensi elemen masyarakat yang ada di Malang menuju komunitas yang memiliki power yang credible. Kami ingin memberikan sumbangsih terbaik yang bermanfaat langsung dan berkesinambungan bagi kota Malang.
...........................................................
Mbak Sari (Dyah Mayangsari Ketua Umum Lembaga Kesenian Indrokilo) datang dan turut bergabung. Jagongan lebih gayeng dengan secangkir kopi, teh panas, sepiring keripik singkong dan dua bungkus rokok.
Suasana ruang belakang Malibu Steak & Pizza yang teduh mendukung suasana jagongan. Foto Bob Marley “icon musik reggae” dan Marylin Monroe “icon Hollywood” menempel di dinding Malibu.
-----------------------------------------------------
Boleh kami tahu gagasan yang mendasari Mbak Sari mendukung Goe’s Ngalam?
Sebagai orang muda saya merasa malu dengan apa yang telah dilakukan Pak Nuh. Di usia 65 tahun, beliau tetap bersemangat bergerak menawarkan gagasan Goe’s Ngalam kepada komunitas-komunitas yang ada di Malang. Visi dan misi Goe’s Ngalam menurut saya menarik. Karena itu Lembaga Kesenian Indrokilo (LKI) mendukung program Goe’s Ngalam. Tanggal 26 Mei 2012 di panggung Kampoeng Malang, Lembaga Kesenian Indrokilo memberikan penghargaan kepada 2 seniman tradisi: Pak Kadam (seniman ludruk) dan Mbah Munawi (maestro tari topeng Gunung Sari).
Sam Nuh (panggilan akrab Achmad Nuh) menyodorkan beberapa data seukuran kertas folio warna krem yang telah dilaminating. Data tersebut memuat nama-nama komunitas, radio, band, geng, poster.
Siapakah yang mendata nama komunitas, radio, geng, band tersebut?
Saya sendiri. Namun profil lengkap band, geng, radio datanya belum terdiskripsi secara tertulis. Semuanya ada dalam ingatan di memory saya. Untuk sementara saya kumpulkan dulu, lalu saya print dan laminating beberapa poster.
Sam Nuh menunjukkan poster: OGLE EYES band (milik rokok Oepet, Sukun), DARKNESS the band (markasnya depan Cor je su di Celaket), OXI 12 (komunitas jalan Sarangan 12), Seribu Satu Malam (radio amatir, di jalan Sarangan 12), KD33 (komunitas, Kidul Dalam 33), HAWK EYES (radio amatir), GRUMANN (komunitas disco, jl Ijen 42), de Jongen Onderground (70-77, geng di Jalan Wilis).
Sebelumnya saya ingin menjelaskan bahwa yang dimaksud Geng adalah teman main, satu sekolah, satu kampung atau kesamaan hobi.
Dulu tahun 70 -80 an, di tiap kampung sekitar Malang Plaza perempatan Gedung Flora ada Moprat (Momok Prapatan). Agak ke utara (Kidul Dalem), sekarang Hotel Oleno (dahulu Hotel Sriwijaya) di tengah jalan ada Argom (Armada Gombal), di Kidul Pasar sampai dengan lonceng ada geng namanya BLACKEMBEK. . Tahun 70-an: merupakan era hingar bingar. Banyak bermunculan group diskotik antara lain de Jongen Onderground.
Tahun 60-an adalah era radio amatir, era cinta damai. Sejumlah nama geng yang dapat dicatat: Aria Nada, Tornado, Ekadasa, Jaguar, Abadi, QQS, Brahma, Oegle Eyes, dll.
Sejumlah radio amatir mulai berdiri: KD33, PK17, OZY12,TMS, KDS, TENNES, El Dico, Dendy’s.
Aroma hypies the flower, Scott me kenny menjadi idola.
Tahun 50- an: era Wild West. Geng cross boy/ cross girl yang berdiri: Marabunta BC, GOBC.
Tahun 40- an: zaman revolusi. Nama Hamid Rusdi dikenal sebagai pejuang yang heroik.
ACHMAD NUH ( Sam Nuh). Lahir 29 September 1947 di Sumberpucung Kabupaten Malang. Alumni SMAN 1 Malang, SMPN 6 Malang, SDN belakang Loji (sekarang depan kantor Bank Tabungan Negara). Kuliah di FKK (Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan, sekarang FIA Unibraw) angkatan 69. “Salah satu dosen saya namanya Pak Marwan, waktu itu dekannya Pak Taher”, kata Sam Nuh.
..........................................................................................................................
Sebelum wawancara, GerbangNews.com sempat mengikuti diskusi Omong-omong Lintas Generasi di Malibu.Dihadiri 15 orang dari berbagai lintas generasi: MM Juanda (75 tahun, Sukun), Paidi (74 tahun, Martadinata), Dugel Kusbandi (73 tahun, Danau Sentani), Moeliarso (Ungaran 9 Malang), Dedy Kresno (Ikamisa, Singosari), Priyo Handoko (Cijantung Jakarta), Abd.Hamim, Herry Hargito ( Gadang), Hasanuddin (Jakarta), Yono (Malang), Rahardja (Surabaya), Sugiono (Malang), Sukak AMC, Budi Munadji (Malang), Iwan (Malang).
Di buku tamu, Pak Priyo Handoko (Cijantung Jakarta) menulis “ Ojok gelem kampung kita diacak-acak orang luar (dudu Arema)”
Dalam diskusi juga sempat terlontar perbincangan bahwa untuk mewujudkan program kerja Goe’s Ngalam maka Walikota Malang mendatang harus orang dari Malang sendiri. Apakah ini sebentuk sikap dan dukungan Goe’s Ngalam nantinya pada salah satu calon Walikota Malang?
Goe’s Ngalam merupakan satu komunitas yang terlepas dari kepentingan dan atau afiliasi pada perorangan/golongan/kelompok/partai. Memang ada yang mencoba mendekati kami dan menyarankan kami untuk bergabung dengan salah satu bakal calon Walikota Malang dalam hal pendaan. Kami menolak. Ketika kita punya karep dan didanai orang lain berarti kita ditanggap.Kita bukan tandak bedes yang bisa ditanggap oleh pemilik modal.
Untuk acara Kampoeng Malang tanggal 24-27 Mei 2012 kami mengumpulkan dana dengan cara urunan.
Kami berkumpul di Goe’s Ngalam karena memiliki spirit yang sama, bukan payung dari komunitas-komunitas yang sudah ada. Yang lebih penting bagi kami adalah memberikan sumbangsih kongkrit untuk Kota Malang.
Mohon diuraikan program kerja Goe’s Ngalam, Pak.
Kiprah 1: Kampoeng Malang di even Malang Tempo Doeloe, 24-27 Mei 2012. Gelar potensi: seni budaya, kuliner, band, group, radio amatir, diskotik era 60-70 an. Ini merupakan langkah awal yang kongkrit.
Kiprah 2: KeLAB “dialek” NGALAM (gonomo enam osob kilawan)
Kiprah 3: Mengusahakan tempat nongkrong sajikan menu khas Ngalam berikut segala pernik yang dulu pernah dan masih ada.
Agar Goe’s Ngalam bukan sekedar euforia dan nostalgia belaka, maka kami menyusun program jangka menengah dan jangka panjang. Ada 7 poin:
• Kembalikan KAYUTANGAN-ku.
• Swa Kelola kembali Kuliner Ngalam
• Uri Budi Seni Budaya Ngalam
• Gedung Kesenian yang cukup representatif berdiri di Ngalam lokasinya di pusat kota
• Museum Populis berisi segala sesuatu tentang apa dan bagaimana Ngalam sejak berdirinya hingga saat ini.
• Talent Scouting bagi mereka yang “tidak mampu” tidak hanya para minus juga yang kadit’uat ‘jalan’ Salurkan potensinya dan tidak terkelola karenanya.
• Foundation, bantuan modal dan manjemen bagi yang punya potensi pada profesinya (berikutnya dikontrol).
Sampai hari ini komunitas mana saja yang mendukung program Goe’s Ngalam?
Sam Hengky & sam Sangean (Galeri Malang Bernyanyi), mbak Tutik & mbak Toetoek (Komunitas Pecinta Kayutangan), sam Andik S (Family Televisi), sam Dwi Cahyono (yayasan Inggil, Festival Malang Tempo Doeloe), mbak Sari (Lembaga Kesenian Indrokilo), sam Mad Nuh & sam Dori (de Jongen Onderground Wilis), sam Mulyono (Radio Amatir KD 33), sam Ronnie & sam Yanto Real MOHE (Monyet Hewut, Kelud), sam Bison (God Bless Community), sam Supandi (Rokok Win Mild), sam Log Zhelebour (koordinator artis Malang di Jakarta), Elpamas band, Abadi Soesman band, Teddy Sujaya, Jaguar Band, Baby Blues Band, Taman Dewasa Band, Club Tembang Kenangan Malang, sam Hadi Prasetyo (Makan Time), sam Agoes Soerjanto (Guna Bangun Perkasa).
Kalau ada yang ingin bekerja sama atau mengenal lebih dekat dengan program kerja Goe’s Ngalam, dimana alamat kumpul kumpulnya?
Bisa di Cafe BHASWARA NAWAK AIRSOFT GUN (RINDAM V BRAWIJAYA ) Jl. Suropati 1 Malang. Kalau pas gak ada acara kumpul kumpul, bisa kontak saya di rumah. Alamat rumah saya di Cisadane 11 A Malang. Hp 081 753 1947.
Facebook Goe’s Ngalam : goes_ngalam@yahoo.com . email:goes_ngalam@yahoo.com .
Terima kasih untuk wawancaranya Pak.
Sama-sama mas.
Dimuat di Rubrik Dari Kayutangan www.gerbangnews.com.
Link:
http://www.gerbangnews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1217%3Agoes-ngalam-bukan-tandak-bedes&catid=29%3Adari-kayutangan&Itemid=108
Log Zhelebour Production mendukung penuh dengan menghadirkan Elpamas, Sylvia Saartje, Abadi Soesman, Teddy Sujaya, Oegle Eyes, Jamm Session Jaguar. Itulah Kampoeng Malang. Penyelenggaranya Goe’s Ngalam (Goegah Semangat Ngalam).
Untuk mengetahui lebih jauh spirit yang diusung Kampoeng Malang, Gerbangnews mengadakan wawancara dengan Achmad Nuh (Sam Nuh), Minggu, 27 Mei 2012 pukul 14.07 wib di Malibu Steak & Pizza Jl. Pahlawan Trip A-11 Malang. Wawancara dilakukan setelah acara Omong-omong Lintas Generasi.
Mohon penjelasan gagasan awal Kampoeng Malang yang diadakan oleh Goe’s Ngalam ?
Saya sering bertanya pada diri saya sendiri: apakah kawan-kawan saya juga merasa gelisah dengan kondisi Malang saat ini. Malang memiliki torehan sejarah yang besar dalam dunia seni. Malang pernah melahirkan band dan musisi musik rock yang dapat dikategorikan legend. Semisal: Bentoel Band, Jaguar, Elpamas, Ian Antono, Abady Soesman, Teddy Sujaya, Sylvia Saartje. Bagaimana Malang hari ini? Kegelisahan itu sering muncul saat saya jagongan dengan dua tiga teman. Akhirnya saya menemukan kawan yang memiliki kegelisahan yang sama.
Sebenarnya kegelisan seperti ini sudah muncul tahun 90- an. Lalu muncul kesadaran bahwa kita perlu berkumpul ketika kita sendiri gak punya kekuatan untuk mewujudkan kegelisahan itu. Kalau bersama tentu bisa lebih kuat. Tema kebersamaan dan kekeluargaan diantara komunitas-komunitas yang ada di Malang menjadi muncul ke permukaan. Dalam bahasa malangan, kegelisahan kami dapat ditulis:
Ngalam neyib koyok opo? (Malang dulu seperti apa?)
Ngalam saiki kondisi’ne bagaimna? (Malang saat ini kondisinya bagaimana?)
Ngalam kedepan kipa’e yok opo? (Malang ke depan baiknya seperti apa?)
Siapakah yang menggulirkan nama Goe’s Ngalam?
Saya mas. Goe’s Ngalam adalah singkatan dari Goegah Semangat Ngalam, Spirit of Solidarity. Men ghimpun potensi elemen masyarakat yang ada di Malang menuju komunitas yang memiliki power yang credible. Kami ingin memberikan sumbangsih terbaik yang bermanfaat langsung dan berkesinambungan bagi kota Malang.
...........................................................
Mbak Sari (Dyah Mayangsari Ketua Umum Lembaga Kesenian Indrokilo) datang dan turut bergabung. Jagongan lebih gayeng dengan secangkir kopi, teh panas, sepiring keripik singkong dan dua bungkus rokok.
Suasana ruang belakang Malibu Steak & Pizza yang teduh mendukung suasana jagongan. Foto Bob Marley “icon musik reggae” dan Marylin Monroe “icon Hollywood” menempel di dinding Malibu.
-----------------------------------------------------
Boleh kami tahu gagasan yang mendasari Mbak Sari mendukung Goe’s Ngalam?
Sebagai orang muda saya merasa malu dengan apa yang telah dilakukan Pak Nuh. Di usia 65 tahun, beliau tetap bersemangat bergerak menawarkan gagasan Goe’s Ngalam kepada komunitas-komunitas yang ada di Malang. Visi dan misi Goe’s Ngalam menurut saya menarik. Karena itu Lembaga Kesenian Indrokilo (LKI) mendukung program Goe’s Ngalam. Tanggal 26 Mei 2012 di panggung Kampoeng Malang, Lembaga Kesenian Indrokilo memberikan penghargaan kepada 2 seniman tradisi: Pak Kadam (seniman ludruk) dan Mbah Munawi (maestro tari topeng Gunung Sari).
Sam Nuh (panggilan akrab Achmad Nuh) menyodorkan beberapa data seukuran kertas folio warna krem yang telah dilaminating. Data tersebut memuat nama-nama komunitas, radio, band, geng, poster.
Siapakah yang mendata nama komunitas, radio, geng, band tersebut?
Saya sendiri. Namun profil lengkap band, geng, radio datanya belum terdiskripsi secara tertulis. Semuanya ada dalam ingatan di memory saya. Untuk sementara saya kumpulkan dulu, lalu saya print dan laminating beberapa poster.
Sam Nuh menunjukkan poster: OGLE EYES band (milik rokok Oepet, Sukun), DARKNESS the band (markasnya depan Cor je su di Celaket), OXI 12 (komunitas jalan Sarangan 12), Seribu Satu Malam (radio amatir, di jalan Sarangan 12), KD33 (komunitas, Kidul Dalam 33), HAWK EYES (radio amatir), GRUMANN (komunitas disco, jl Ijen 42), de Jongen Onderground (70-77, geng di Jalan Wilis).
Sebelumnya saya ingin menjelaskan bahwa yang dimaksud Geng adalah teman main, satu sekolah, satu kampung atau kesamaan hobi.
Dulu tahun 70 -80 an, di tiap kampung sekitar Malang Plaza perempatan Gedung Flora ada Moprat (Momok Prapatan). Agak ke utara (Kidul Dalem), sekarang Hotel Oleno (dahulu Hotel Sriwijaya) di tengah jalan ada Argom (Armada Gombal), di Kidul Pasar sampai dengan lonceng ada geng namanya BLACKEMBEK. . Tahun 70-an: merupakan era hingar bingar. Banyak bermunculan group diskotik antara lain de Jongen Onderground.
Tahun 60-an adalah era radio amatir, era cinta damai. Sejumlah nama geng yang dapat dicatat: Aria Nada, Tornado, Ekadasa, Jaguar, Abadi, QQS, Brahma, Oegle Eyes, dll.
Sejumlah radio amatir mulai berdiri: KD33, PK17, OZY12,TMS, KDS, TENNES, El Dico, Dendy’s.
Aroma hypies the flower, Scott me kenny menjadi idola.
Tahun 50- an: era Wild West. Geng cross boy/ cross girl yang berdiri: Marabunta BC, GOBC.
Tahun 40- an: zaman revolusi. Nama Hamid Rusdi dikenal sebagai pejuang yang heroik.
ACHMAD NUH ( Sam Nuh). Lahir 29 September 1947 di Sumberpucung Kabupaten Malang. Alumni SMAN 1 Malang, SMPN 6 Malang, SDN belakang Loji (sekarang depan kantor Bank Tabungan Negara). Kuliah di FKK (Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan, sekarang FIA Unibraw) angkatan 69. “Salah satu dosen saya namanya Pak Marwan, waktu itu dekannya Pak Taher”, kata Sam Nuh.
..........................................................................................................................
Sebelum wawancara, GerbangNews.com sempat mengikuti diskusi Omong-omong Lintas Generasi di Malibu.Dihadiri 15 orang dari berbagai lintas generasi: MM Juanda (75 tahun, Sukun), Paidi (74 tahun, Martadinata), Dugel Kusbandi (73 tahun, Danau Sentani), Moeliarso (Ungaran 9 Malang), Dedy Kresno (Ikamisa, Singosari), Priyo Handoko (Cijantung Jakarta), Abd.Hamim, Herry Hargito ( Gadang), Hasanuddin (Jakarta), Yono (Malang), Rahardja (Surabaya), Sugiono (Malang), Sukak AMC, Budi Munadji (Malang), Iwan (Malang).
Di buku tamu, Pak Priyo Handoko (Cijantung Jakarta) menulis “ Ojok gelem kampung kita diacak-acak orang luar (dudu Arema)”
Dalam diskusi juga sempat terlontar perbincangan bahwa untuk mewujudkan program kerja Goe’s Ngalam maka Walikota Malang mendatang harus orang dari Malang sendiri. Apakah ini sebentuk sikap dan dukungan Goe’s Ngalam nantinya pada salah satu calon Walikota Malang?
Goe’s Ngalam merupakan satu komunitas yang terlepas dari kepentingan dan atau afiliasi pada perorangan/golongan/kelompok/partai. Memang ada yang mencoba mendekati kami dan menyarankan kami untuk bergabung dengan salah satu bakal calon Walikota Malang dalam hal pendaan. Kami menolak. Ketika kita punya karep dan didanai orang lain berarti kita ditanggap.Kita bukan tandak bedes yang bisa ditanggap oleh pemilik modal.
Untuk acara Kampoeng Malang tanggal 24-27 Mei 2012 kami mengumpulkan dana dengan cara urunan.
Kami berkumpul di Goe’s Ngalam karena memiliki spirit yang sama, bukan payung dari komunitas-komunitas yang sudah ada. Yang lebih penting bagi kami adalah memberikan sumbangsih kongkrit untuk Kota Malang.
Mohon diuraikan program kerja Goe’s Ngalam, Pak.
Kiprah 1: Kampoeng Malang di even Malang Tempo Doeloe, 24-27 Mei 2012. Gelar potensi: seni budaya, kuliner, band, group, radio amatir, diskotik era 60-70 an. Ini merupakan langkah awal yang kongkrit.
Kiprah 2: KeLAB “dialek” NGALAM (gonomo enam osob kilawan)
Kiprah 3: Mengusahakan tempat nongkrong sajikan menu khas Ngalam berikut segala pernik yang dulu pernah dan masih ada.
Agar Goe’s Ngalam bukan sekedar euforia dan nostalgia belaka, maka kami menyusun program jangka menengah dan jangka panjang. Ada 7 poin:
• Kembalikan KAYUTANGAN-ku.
• Swa Kelola kembali Kuliner Ngalam
• Uri Budi Seni Budaya Ngalam
• Gedung Kesenian yang cukup representatif berdiri di Ngalam lokasinya di pusat kota
• Museum Populis berisi segala sesuatu tentang apa dan bagaimana Ngalam sejak berdirinya hingga saat ini.
• Talent Scouting bagi mereka yang “tidak mampu” tidak hanya para minus juga yang kadit’uat ‘jalan’ Salurkan potensinya dan tidak terkelola karenanya.
• Foundation, bantuan modal dan manjemen bagi yang punya potensi pada profesinya (berikutnya dikontrol).
Sampai hari ini komunitas mana saja yang mendukung program Goe’s Ngalam?
Sam Hengky & sam Sangean (Galeri Malang Bernyanyi), mbak Tutik & mbak Toetoek (Komunitas Pecinta Kayutangan), sam Andik S (Family Televisi), sam Dwi Cahyono (yayasan Inggil, Festival Malang Tempo Doeloe), mbak Sari (Lembaga Kesenian Indrokilo), sam Mad Nuh & sam Dori (de Jongen Onderground Wilis), sam Mulyono (Radio Amatir KD 33), sam Ronnie & sam Yanto Real MOHE (Monyet Hewut, Kelud), sam Bison (God Bless Community), sam Supandi (Rokok Win Mild), sam Log Zhelebour (koordinator artis Malang di Jakarta), Elpamas band, Abadi Soesman band, Teddy Sujaya, Jaguar Band, Baby Blues Band, Taman Dewasa Band, Club Tembang Kenangan Malang, sam Hadi Prasetyo (Makan Time), sam Agoes Soerjanto (Guna Bangun Perkasa).
Kalau ada yang ingin bekerja sama atau mengenal lebih dekat dengan program kerja Goe’s Ngalam, dimana alamat kumpul kumpulnya?
Bisa di Cafe BHASWARA NAWAK AIRSOFT GUN (RINDAM V BRAWIJAYA ) Jl. Suropati 1 Malang. Kalau pas gak ada acara kumpul kumpul, bisa kontak saya di rumah. Alamat rumah saya di Cisadane 11 A Malang. Hp 081 753 1947.
Facebook Goe’s Ngalam : goes_ngalam@yahoo.com . email:goes_ngalam@yahoo.com .
Terima kasih untuk wawancaranya Pak.
Sama-sama mas.
Dimuat di Rubrik Dari Kayutangan www.gerbangnews.com.
Link:
http://www.gerbangnews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1217%3Agoes-ngalam-bukan-tandak-bedes&catid=29%3Adari-kayutangan&Itemid=108
Tidak ada komentar:
Posting Komentar